Revolusi Hijau di Industri Kulit Salin Kustom: Lima Tren dalam Pemilihan Bahan Baku
1. Pengadaan kulit tradisional yang berkelanjutan
Meskipun kulit tradisional masih merupakan bagian penting dari Kulit Salin Kustom Industri, perusahaan dalam industri ini mulai lebih memperhatikan pengadaan kulit yang berkelanjutan. Ini berarti mulai dari sumber dan memastikan bahwa kulit berasal dari pertanian atau peternakan yang disertifikasi dan dikelola dengan baik. Peternakan atau peternakan ini mengikuti standar kesejahteraan hewan yang ketat dan mengadopsi metode pertanian yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif pada tanah, air, dan keanekaragaman hayati. Beberapa perusahaan juga berkomitmen untuk mendapatkan sumber kulit produk sampingan, yaitu kulit yang diperlakukan sebagai limbah dalam produksi daging tradisional. Dengan cara ini, tidak hanya pembuatan limbah berkurang, tetapi juga efisiensi pemanfaatan sumber daya ditingkatkan.
2. Munculnya kulit nabati
Sebagai alternatif dari kulit tradisional, kulit nabati telah mendapatkan perhatian luas di bidang kulit replika khusus dalam beberapa tahun terakhir. Jenis kulit ini biasanya terbuat dari serat tanaman alami, buah -buahan atau rimpang melalui proses khusus, seperti serat daun nanas, akar jamur, kulit kaktus, dll. Bahan baku ini tidak hanya dapat diperbarui, tetapi juga menyerap lebih banyak karbon dioksida selama mereka Pertumbuhan daripada emisi karbon mereka selama produksi, yang membantu mengurangi perubahan iklim. Kulit nabati tidak hanya memiliki sentuhan dan penampilan yang sama dengan kulit tradisional, tetapi bahkan lebih unggul dari kulit tradisional dalam beberapa aspek, seperti kemampuan bernafas, ketahanan air, dan biodegradabilitas. Lebih penting lagi, proses produksi kulit nabati biasanya tidak melibatkan emisi bahan kimia berbahaya, yang lebih ramah lingkungan.
3. Penggunaan kembali kulit daur ulang
Karena konsep ekonomi melingkar telah menjadi lebih populer, penggunaan kembali kulit daur ulang telah menjadi sorotan industri kulit replika khusus. Kulit daur ulang berasal dari pakaian limbah, furnitur, interior mobil, dll. Melalui penyortiran lanjutan, pembersihan dan pemrosesan ulang teknologi, kulit limbah ini dapat diremajakan. Penggunaan kembali kulit daur ulang tidak hanya mengurangi polusi lingkungan yang disebabkan oleh tempat pembuangan sampah dan pembakaran, tetapi juga menghemat sumber daya bahan baku yang berharga. Karena kulit yang didaur ulang sering memiliki tekstur unik dan jejak sejarah, ia memberi para desainer banyak ruang kreatif, membuat produk kulit replika khusus lebih dipersonalisasi dan bercerita.
4. Penerapan bahan berbasis bio dan biodegradable
Bahan berbasis bio mengacu pada bahan yang berasal dari sumber daya biologis terbarukan (seperti tanaman, mikroorganisme atau hewan), yang secara alami dapat terdegradasi pada akhir siklus hidup mereka untuk mengurangi polusi lingkungan. Di bidang kulit replika khusus, bahan polimer seperti poliuretan berbasis bio dan asam polilaktat secara bertahap menggantikan plastik berbasis minyak bumi tradisional sebagai pelapis atau perekat. Bahan berbasis bio ini tidak hanya memiliki sifat yang sama dengan bahan tradisional, tetapi juga dapat dengan cepat terurai dan dikembalikan ke alam setelah dibuang. Beberapa perusahaan juga mengeksplorasi penggunaan ekstrak tanaman alami sebagai bahan pengawet, antioksidan, dll., Yang selanjutnya meningkatkan kinerja lingkungan dari produk.
5. Sertifikasi dan Transparansi Lingkungan
Untuk memastikan keaslian dan perlindungan lingkungan terhadap bahan baku, semakin banyak perusahaan kulit replika kustom mulai mencari sertifikasi lingkungan pihak ketiga, seperti Oeko-Tex, GOTS (Global Organic Textile Standard), dll. Produk itu memenuhi standar lingkungan internasional melalui pengujian ketat bahan baku, proses produksi dan produk akhir. Perusahaan juga telah mulai meningkatkan transparansi rantai pasokan, mengungkapkan sumber bahan baku, proses produksi dan informasi dampak lingkungan kepada konsumen, dan meningkatkan kepercayaan konsumen.